Rabu, 30 Mei 2018

MAKALAH MANUSIA DAN KEGELISAHAN


MAKALAH MANUSIA DAN KEGELISAHAN
ILMU BUDAYA DASAR



NAMA : ARIEF DWI PANGESTU
KELAS : 1IA14
NPM : 50417936


TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim.
Assalaamu`alaikum, Wr, Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, milik Allah semata, Pencipta langit dan bumi, pembuat gelap dan terang, karena limpahan rahmat, karunia, dan hidayah- Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini.dan tidak lupa kami khaturkan salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Adapun masalah yang kami angkat dalam makalah ini yaitu yang berkaitan dengan MANUSIA dan KEGELISAHAN.
Meskipun dalam penyusunannya masih terdapat kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran positif dari pihak pembaca guna menambah pengetahuan dan wawasan kami tentang hakikat Manusia itu sendiri dan gejala timbulnya kegelisahan dalam jiwa seseorang.

Wassalaamu’alaikum, Wr, Wb.

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kegelisahan
2.2 Manusia dan Kegelisahan
2.2.1 Faktor terjadinya kegelisahan
2.2.2 Sebab-sebab timbulnya rasa takut
2.2.3 Penanggulangan penderita anseitas
2.3 Bentuk-bentuk Kegelisahan
2.3.1 Keterasingan
2.3.2 Kesepian
2.3.3 Ketidakpastian
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan ini setiap manusia mempunyai harapan- harapan dan setiap manusia mempunyai hak untuk itu, tidak seorang pun dapat menghalanginya. Untuk mencapai harapan- harapan itu manusia berusaha, yang mungkin usaha itu dengan mengorbankan apa saja dengan kata lain manusia berusaha dengan sekuat tenaga, setelah berusaha maka orang- orang akan gelisah menunggu dan menanti bagaimana hasil usaha mereka, sesuaikah dengan apa yang mereka korbankan, berhasilkah atau mereka harus kecewa karena gagal.
Sering sekali dalam menunggu hasil- hasil dari usaha mereka, mereka tidak sabar, hati mereka tidak tentram, tidak damai dan lain sebagainya sampai- sampai mereka jarang menggunakan akal sehatnya. Untuk itu di sini kami akan mencoba memberi uraian mengapa kita gelisah, mengapa kitamerasa khawatir, mereka tidak tentram dan hati kita berdebar dalam menunggu di samping itu pula akan diuraikan mengapa dan apa penyebabnya kita merasa demikian serta bagaimana cara menanggulangi kegelisahan dan kekhawatiran yang kita alami. Di sini kami mencoba memberikan gambaran cara pemecahan rasa gelisah yang mungkin dialami, sebab sering kali orang yang mengalami kegelisahan menanggulangi atau menyalurkan dengan hal- hal yang bersifat negatif. Sudah tentu cara- cara ini tidak benar, hal ini terjadi karna dalam pemecahan masalah ini mereka tidak menggunakan akal sehat, dengan kata lain emosi dan rasio mereka tidak stabil lagi dan kadang- kadang malah emosi mereka lebih menonjol sehingga tindakan- tindakan mereka tidak terkontrol. Disamping itu juga kegelisahan dan kekhawatiran ini di alami oleh setiap orang hidup yang mempunyai harapan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, artinya merasa gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut.
Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan ini, apabila cukup lama hinggap pada manusia, akan menyebabkan suatu gagguan penyakit. Kegelisahan yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala gerak gerik atau tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, duduk merenung sambil memegang
kepala, duduk dengan wajah murung,malas bicara, dan lain-lain.kegelisahan juga merupakan ekspresi dari kecemasan. Masalah kecemasan atau kagalisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Tragedi dunia modern tidak sedikit dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup, keadaan yang tidak stabil, dan seterusnya.
Kegelisahan dalam konteks budaya dapatlah dikatakan sebagai akibat adanya instink manusia untuk berbudaya, yaitu sebagai upaya untuk mencari “kesempurnaan”. Atau, dari segi batin manusia, gelisah sebagai akibat noda dosa pada hati manusia. Dan tidak jarang akibat kegelisahan seseorang, sekaligus membuat orang lain menjadi korbannya. Penyebab kegelisahan dapat pula dikatakan akibat mempunyai kemampuan untuk membaca dunia dan mengetahui misteri hidup. Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi gelisah. Mereka sendiri sering tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang yang tidak mempunyai dasar dalam menjalankan tugas (hidup), sering ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang demikian sifatnya abstrak sehingga disebut kegelisahan murni, yaitu kegelisahan murni tanpa mengetahui apa penyebabnya. Bentuk- bentuk kegelisahan manusia berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia.

2.2 Manusia dan Kegelisahan

Takut atau gelisah menurut istilah biasanya disebut ansietas. Ansietas merupakan suatu jenis neurosis yang tanda utamanya adalah rasa cemas atau takut berkebihan, sering sekali datangnya secara tiba- tiba, timbul sebagai akibat dari adanya konflik internal atau konflik dari dalam hati, misalnya perasaan tentang kehilangan seseorang atau sesuatu yang dicintainya. Gelisah tergolong penyakit batin, istimewanya penyakit ini dapat menyerang siapa saja, dari golongan apa, dan bangsa apapun.
Bila dibandingkan dengan rasa takut, daerah operasinya lebih luas. Sebab orang yang pemberani, tak mungkin diserang oleh rasa takut. Atau orang yang mempunyai obat penangkal takut juga tidak akan dijamahnya. Umpama orang yang pernah mengerjakan perbuatan salah sudah pasti tidak akan takut untuk dituntut. Begitu pula seorang yang kaya, pasti tidak akan takut kelaparan, dan sebagainya. Tetapi walaupun benar, kaya, pandai, jujur, dan sebagainya pasti akan dilanda perasaan gelisah.
Penyakit hati yang satu ini berbeda dengan penyakit-penyakit yang ada di dalam tubuh kita. Sebab tiada kuman seperti penyakit biasa, obatnya pun tidak ada yang menjualnya. Kuman-kuman penyakit batin tak akan dapat dilihat dengan mikroskop, yang dapat melihat adalah hanya mata hati orang bersangkutan. Jawaban yang paling tepat dengan penyakit yang satu ini adalah kita kembali kepada “iman”. “ketahuilah bahwa hanya dengan selalu mengingat Allah hati akan menjadi tenang tentram.”

2.2.1 Faktor terjadinya kegelisahan:
a.       Ketidakmampuan seorang dalamenghadapi kenyataan hidup.
b.       Munculnya rasatakut tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
c.       Situasi budaya kita yang belum mapan betul.
d.       Adanya dorongan kegelisahan dari dalam hati nuraninya sendiri.
e.       Adanya perasaan takut kehilangan hak maupun nama baiknya.
f.        Karena sedang menunggu sesuatu.
g.       Faktor dari luar yang terjadi karena lingkungan dimana ia tinggal dan masyarakat sekitarnya.

2.2.2 Sebab-sebab timbulnya rasa takut :
a.       Kurang beriman
Pengaruh iman terhadap jiwa dan kehidupan manusia, diantaranya berani, sebab bagi yang beriman tidak ada yang l ebih kuat dari kekuatan Allah dan tidak ada kebesaran yang melebihi kebesaran Allah.
b.       Kurang atau tidak yakin akan kekuatn diri sendiri
Kurang yakin akan kekuatan diri sendiri menjadi seorang yang pengecut, ancaman yang dihadapinya terasa begitu besar sebaliknya diri merasa kecil.
c.       Karena merasa bersalah atau berdosa
Karena perbuatan dosa akan mengguncangkan jiwa dan menimbulkan keraguan didalam hatinya, oleh sebab itu orang yang jiwanya labil tidak akan memiliki keyakinan dan keberanian.

2.2.3 Penanggulangan penderita ansietas :
a.       Menjelaskan kelainan yang dideritanya, yakni mengungkapkan trauma dimasa lampau yang mungkin mengakibatkan konflik dihatinya.
b.       Psikoterapi, yakni memberikan kepastian dan keyakinan bahwa sang penderita akan selalu dilindungi fan dimengerti serta diberikan rasa simpati dan perhatian kepadanya.
c.       Berupaya agar dirinya memasuki suatu keadaan yang rileks.
d.       Mendekatkan diri kepada Allah.
e.       Pemberian obat penenang

2.3 Bentuk-bentuk Kegelisahan
2.3.1 Keterasingan
Keterasingan mempunyai arti perihal yang berkenaan dengan ketersisihan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Sumber-sumber dari keterasingan:
·         Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat
contoh: mencuri, angkuh, keras kepala,dll
·         Sikap rendah diri, merasa tidak berharga karena cacat fisik, pendidikan rendah dan sombong terhadap orang lain.
Usaha-usaha untuk Mengatasi Keterasingan
Keterasingan biasanya terjadi karena sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku, rendah diri, atau karena perbuatan yang melanggar norma hukum. Untuk mengatasi keterasingan ini diperlukan kesadaran yang tinggi. Orang bersikap demikian karena menganggap semua yang mereka lakukan adalah benar. Lain halnya dengan orang yang rendah diri. Orang yang mempunyai sifat ini biasanya sadar akan kekurangannya. Untuk meningkatkan harga diri, ia harus banyak belajar dan bergaul. Pergaulan itu dilakukan sedikit demi sedikit dan terus meningkat, sehingga akhirnya menjadi biasa.
2.3.2 Kesepian
Perasaan sepi singgah dihati manusia tergantung dari masalah yang menimpa jiwa orang yang mengalaminya. Orang yang mengasingkan dirinya sehingga terjadi kesepian mungkin karena kesombonganya atau sikap rendah dirinya. Namun sebab utama orang kesepian adalah takut kehilangan hak hidup dan hak memilih nama baik, selain itu juga disebabkan oleh frustasi. Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.

2.3.3 Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan oleh berbagai sebab, yang paling utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika anak
kecil ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian mengenai MANUSIA dan KEGELISAHAN, maka kami dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan merupakan bagian hidup manusia. Tiap manusia, dengan tidak memperdulikan segala latar belakang dan kemampuannya, pasti akan mengalami kegelisahan, entah sebentar atau lama, relative ringan ataupun berat. Apabila manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan hakikat hidupnya maka yang timbul adalah kegelisahan. Sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas). Kedua hal ini akan menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik yang juga memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan. Adapun bentuk-bentuk kegelisahan berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian mempunyai hubungan yang erat dan mempengaruhi satu sama lain. Untuk mengatasi kegelisahan diperlukan nilai-nilai agama seperti bersikap Qana’ah (berpikir positif) sehingga ketidaktenangan dan ketidaksabaran alias kecemasannya dapat dikurangi dengan berdo’a kepadaTuhan serta berusaha keras untuk mengatasi hal-hal yang membuatnya menjadi gelisah.

DAPTAR PUSTAKA

Hari Cahyono, Cheppy. 1987. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya : Usaha Nasional.
Mustofa, Ahmad. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : CV Pustaka Setia.
Widhagdho, Djoko. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya : PT Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar