MAKALAH MANUSIA DAN
KEGELISAHAN
ILMU BUDAYA DASAR
NAMA
: ARIEF DWI PANGESTU
KELAS
: 1IA14
NPM
: 50417936
TEKNIK
INFORMATIKA
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim.
Assalaamu`alaikum, Wr, Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, milik Allah semata,
Pencipta langit dan bumi, pembuat gelap dan terang, karena limpahan rahmat,
karunia, dan hidayah- Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini.dan tidak
lupa kami khaturkan salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW.
Adapun masalah yang kami angkat dalam makalah ini yaitu yang
berkaitan dengan MANUSIA dan KEGELISAHAN.
Meskipun dalam penyusunannya masih terdapat kekurangan, kami
mengharapkan kritik dan saran positif dari pihak pembaca guna menambah pengetahuan
dan wawasan kami tentang hakikat Manusia itu sendiri dan gejala timbulnya
kegelisahan dalam jiwa seseorang.
Wassalaamu’alaikum, Wr, Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kegelisahan
2.2 Manusia dan Kegelisahan
2.2.1 Faktor terjadinya kegelisahan
2.2.2 Sebab-sebab timbulnya rasa takut
2.2.3 Penanggulangan penderita anseitas
2.3 Bentuk-bentuk Kegelisahan
2.3.1 Keterasingan
2.3.2 Kesepian
2.3.3 Ketidakpastian
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan ini setiap manusia
mempunyai harapan- harapan dan setiap manusia mempunyai hak untuk itu, tidak
seorang pun dapat menghalanginya. Untuk mencapai harapan- harapan itu manusia
berusaha, yang mungkin usaha itu dengan mengorbankan apa saja dengan kata lain
manusia berusaha dengan sekuat tenaga, setelah berusaha maka orang- orang akan
gelisah menunggu dan menanti bagaimana hasil usaha mereka, sesuaikah dengan apa
yang mereka korbankan, berhasilkah atau mereka harus kecewa karena gagal.
Sering sekali dalam menunggu hasil-
hasil dari usaha mereka, mereka tidak sabar, hati mereka tidak tentram, tidak
damai dan lain sebagainya sampai- sampai mereka jarang menggunakan akal
sehatnya. Untuk itu di sini kami akan mencoba memberi uraian mengapa kita gelisah,
mengapa kitamerasa khawatir, mereka tidak tentram dan hati kita berdebar dalam
menunggu di samping itu pula akan diuraikan mengapa dan apa penyebabnya kita
merasa demikian serta bagaimana cara menanggulangi kegelisahan dan kekhawatiran
yang kita alami. Di sini kami mencoba memberikan gambaran cara pemecahan rasa
gelisah yang mungkin dialami, sebab sering kali orang yang mengalami
kegelisahan menanggulangi atau menyalurkan dengan hal- hal yang bersifat
negatif. Sudah tentu cara- cara ini tidak benar, hal ini terjadi karna dalam
pemecahan masalah ini mereka tidak menggunakan akal sehat, dengan kata lain
emosi dan rasio mereka tidak stabil lagi dan kadang- kadang malah emosi mereka
lebih menonjol sehingga tindakan- tindakan mereka tidak terkontrol. Disamping
itu juga kegelisahan dan kekhawatiran ini di alami oleh setiap orang hidup yang
mempunyai harapan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata
“gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu
khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan
sebagainya. Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun
perbuatannya, artinya merasa gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik.
Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia
yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut.
Manusia suatu saat dalam hidupnya
akan mengalami kegelisahan. Kegelisahan ini, apabila cukup lama hinggap pada
manusia, akan menyebabkan suatu gagguan penyakit. Kegelisahan yang cukup lama
akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia. Kegelisahan hanya dapat
diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi
tertentu. Gejala gerak gerik atau tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya,
misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala,
duduk merenung sambil memegang
kepala, duduk dengan wajah
murung,malas bicara, dan lain-lain.kegelisahan juga merupakan ekspresi dari
kecemasan. Masalah kecemasan atau kagalisahan berkaitan juga dengan masalah
frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi
karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Tragedi dunia modern tidak sedikit
dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan hidup yang
meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup, keadaan
yang tidak stabil, dan seterusnya.
Kegelisahan dalam konteks budaya
dapatlah dikatakan sebagai akibat adanya instink manusia untuk berbudaya, yaitu
sebagai upaya untuk mencari “kesempurnaan”. Atau, dari segi batin manusia,
gelisah sebagai akibat noda dosa pada hati manusia. Dan tidak jarang akibat
kegelisahan seseorang, sekaligus membuat orang lain menjadi korbannya. Penyebab
kegelisahan dapat pula dikatakan akibat mempunyai kemampuan untuk membaca dunia
dan mengetahui misteri hidup. Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi
gelisah. Mereka sendiri sering tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka
hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang yang tidak mempunyai dasar
dalam menjalankan tugas (hidup), sering ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang
demikian sifatnya abstrak sehingga disebut kegelisahan murni, yaitu kegelisahan
murni tanpa mengetahui apa penyebabnya. Bentuk- bentuk kegelisahan manusia
berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini
silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia.
2.2 Manusia dan Kegelisahan
Takut atau gelisah menurut istilah
biasanya disebut ansietas. Ansietas merupakan suatu jenis neurosis yang tanda
utamanya adalah rasa cemas atau takut berkebihan, sering sekali datangnya
secara tiba- tiba, timbul sebagai akibat dari adanya konflik internal atau
konflik dari dalam hati, misalnya perasaan tentang kehilangan seseorang atau
sesuatu yang dicintainya. Gelisah tergolong penyakit batin, istimewanya
penyakit ini dapat menyerang siapa saja, dari golongan apa, dan bangsa apapun.
Bila dibandingkan dengan rasa
takut, daerah operasinya lebih luas. Sebab orang yang pemberani, tak mungkin
diserang oleh rasa takut. Atau orang yang mempunyai obat penangkal takut juga
tidak akan dijamahnya. Umpama orang yang pernah mengerjakan perbuatan salah
sudah pasti tidak akan takut untuk dituntut. Begitu pula seorang yang kaya,
pasti tidak akan takut kelaparan, dan sebagainya. Tetapi walaupun benar, kaya,
pandai, jujur, dan sebagainya pasti akan dilanda perasaan gelisah.
Penyakit hati yang satu ini berbeda
dengan penyakit-penyakit yang ada di dalam tubuh kita. Sebab tiada kuman
seperti penyakit biasa, obatnya pun tidak ada yang menjualnya. Kuman-kuman
penyakit batin tak akan dapat dilihat dengan mikroskop, yang dapat melihat
adalah hanya mata hati orang bersangkutan. Jawaban yang paling tepat dengan
penyakit yang satu ini adalah kita kembali kepada “iman”. “ketahuilah bahwa
hanya dengan selalu mengingat Allah hati akan menjadi tenang tentram.”
2.2.1 Faktor terjadinya kegelisahan:
a.
Ketidakmampuan seorang dalamenghadapi kenyataan
hidup.
b.
Munculnya rasatakut tidak mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan.
c.
Situasi budaya kita yang belum mapan betul.
d.
Adanya dorongan kegelisahan dari dalam hati
nuraninya sendiri.
e.
Adanya perasaan takut kehilangan hak maupun nama
baiknya.
f.
Karena sedang menunggu sesuatu.
g.
Faktor dari luar yang terjadi karena lingkungan
dimana ia tinggal dan masyarakat sekitarnya.
2.2.2 Sebab-sebab timbulnya rasa
takut :
a.
Kurang beriman
Pengaruh iman
terhadap jiwa dan kehidupan manusia, diantaranya berani, sebab bagi yang
beriman tidak ada yang l ebih kuat dari kekuatan Allah dan tidak ada kebesaran
yang melebihi kebesaran Allah.
b.
Kurang atau tidak yakin akan kekuatn diri
sendiri
Kurang yakin akan
kekuatan diri sendiri menjadi seorang yang pengecut, ancaman yang dihadapinya
terasa begitu besar sebaliknya diri merasa kecil.
c.
Karena merasa bersalah atau berdosa
Karena perbuatan
dosa akan mengguncangkan jiwa dan menimbulkan keraguan didalam hatinya, oleh
sebab itu orang yang jiwanya labil tidak akan memiliki keyakinan dan
keberanian.
2.2.3 Penanggulangan penderita
ansietas :
a.
Menjelaskan kelainan yang dideritanya, yakni
mengungkapkan trauma dimasa lampau yang mungkin mengakibatkan konflik dihatinya.
b.
Psikoterapi, yakni memberikan kepastian dan
keyakinan bahwa sang penderita akan selalu dilindungi fan dimengerti serta
diberikan rasa simpati dan perhatian kepadanya.
c.
Berupaya agar dirinya memasuki suatu keadaan
yang rileks.
d.
Mendekatkan diri kepada Allah.
e.
Pemberian obat penenang
2.3 Bentuk-bentuk Kegelisahan
2.3.1 Keterasingan
Keterasingan
mempunyai arti perihal yang berkenaan dengan ketersisihan dari pergaulan,
terpencil atau terpisah dari yang lain.
Sumber-sumber dari
keterasingan:
·
Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat
contoh: mencuri,
angkuh, keras kepala,dll
·
Sikap rendah diri, merasa tidak berharga karena
cacat fisik, pendidikan rendah dan sombong terhadap orang lain.
Usaha-usaha untuk
Mengatasi Keterasingan
Keterasingan
biasanya terjadi karena sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku, rendah diri, atau
karena perbuatan yang melanggar norma hukum. Untuk mengatasi keterasingan ini
diperlukan kesadaran yang tinggi. Orang bersikap demikian karena menganggap
semua yang mereka lakukan adalah benar. Lain halnya dengan orang yang rendah
diri. Orang yang mempunyai sifat ini biasanya sadar akan kekurangannya. Untuk
meningkatkan harga diri, ia harus banyak belajar dan bergaul. Pergaulan itu
dilakukan sedikit demi sedikit dan terus meningkat, sehingga akhirnya menjadi
biasa.
2.3.2 Kesepian
Perasaan sepi
singgah dihati manusia tergantung dari masalah yang menimpa jiwa orang yang
mengalaminya. Orang yang mengasingkan dirinya sehingga terjadi kesepian mungkin
karena kesombonganya atau sikap rendah dirinya. Namun sebab utama orang
kesepian adalah takut kehilangan hak hidup dan hak memilih nama baik, selain
itu juga disebabkan oleh frustasi. Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia
lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih
senang hidup sendiri.
2.3.3 Ketidakpastian
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua,
atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu
semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu
disebabkan oleh berbagai sebab, yang paling utama adalah kekacauan pikiran.
Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia. Setiap orang
hidup pasti pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah
mengalaminya, misalnya, ketika anak
kecil
ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya
ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian mengenai MANUSIA dan
KEGELISAHAN, maka kami dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan merupakan bagian
hidup manusia. Tiap manusia, dengan tidak memperdulikan segala latar belakang
dan kemampuannya, pasti akan mengalami kegelisahan, entah sebentar atau lama, relative
ringan ataupun berat. Apabila manusia tidak bisa menjaga hakikat dirinya dan
hakikat hidupnya maka yang timbul adalah kegelisahan. Sumber dari kegelisahan
adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas). Kedua hal ini akan
menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik yang juga memunculkan
ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan. Adapun
bentuk-bentuk kegelisahan berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian
mempunyai hubungan yang erat dan mempengaruhi satu sama lain. Untuk mengatasi
kegelisahan diperlukan nilai-nilai agama seperti bersikap Qana’ah (berpikir
positif) sehingga ketidaktenangan dan ketidaksabaran alias kecemasannya dapat
dikurangi dengan berdo’a kepadaTuhan serta berusaha keras untuk mengatasi
hal-hal yang membuatnya menjadi gelisah.
DAPTAR PUSTAKA
Hari Cahyono, Cheppy. 1987. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya :
Usaha Nasional.
Mustofa, Ahmad. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : CV
Pustaka Setia.
Widhagdho, Djoko. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya : PT
Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar